Mencuci telur bebek sebelum dan sesudah diasinkan menjadi kendala
produsen telur asin di Mojokerto. Selain membutuhkan waktu lama,
pencucian secara manual membutuhkan biaya yang cukup besar. Belum lagi
risiko telur pecah.
Itulah yang menjadi inspirasi bagi Farah Dinnisa Ilmarini (11) dan Aurora Btari Maharani (12) untuk
membuat kotak pencuci telur semi otomatis yang membuat proses mencuci
telur bebek lebih cepat dan hemat biaya dibandingkan cara manual.
Alat pencuci telur karya dua murid kelas VI SDN 1 Kranggan Kota
Mojokerto itu mengantarkan Farah dan Aurora menjadi salah satu peneliti
cilik terbaik dalam ajang Junior Scientist Award 2015 yang digelar PT
Kalbe Farma.
“Kami sering melihat pengusaha telur asin di kampung kami masih
tradisional dalam mencuci telur. Cara itu butuh waktu lama, resiko
pecah, dan biayanya mahal. Maka kami membuat mesin boks ini,” kata Aurora.
Pelajar asal Desa Sumber Girang, Kecamatan Puri, Mojokerto itu
menjelaskan, kotak pencuci telur buatannya memudahkan produsen telur
asin dalam mencuci telur bebek sebelum dan sesudah diasinkan.
Menurutnya, selama ini produsen telur asin mencuci telur bebek dengan
cara manual dengan menggunakan sikat baju.
Cara mencuci telur tradisional itu membutuhkan waktu 30 detik per
butir atau 9 jam untuk 1.000 butir telur bebek. Pengusaha pun harus
membayar tenaga pencuci telur Rp 200 per butir.
“Dengan alat ini, proses mencuci telur bisa lebih cepat, hanya 10
detik per butir atau hanya 3 jam untuk mencuci seribu telur. Selain itu
menghemat biaya, tenaga, serta mengurangi resiko telur pecah,” ujar putri pasangan Agus Suhendi (43) dan Ninis Puspita (42) itu.
Lantas bagaimana bentuk dan cara kerjanya alat pencuci telur ini?
Dengan cekatan kedua gadis SD itu memperagakan cara merakit alat
tersebut.
Menurut Farah, bahan membuat alat pencuci telur ini mudah didapatkan.
Antara lain terdiri dari kotak plastik berukuran 40×80 centimeter, pipa
PVC ukuran 3 dim sepanjang 3 meter, alat pemompa air elektrik
(aerator), serta ijuk sapu yang sudah dirangkai membentuk tabung sesuai
ukuran pipa PVC. Biayanya pembuatannya pun cukup terjangkau, yakni Rp 1
juta per unit.
“Cara kerjanya setelah air dialirkan dengan aerator, telur akan
mengalir ke dalam pipa. Sepanjang pipa, telur secara otomatis tergosok
oleh ijuk yang terpasang di dalam pipa,” jelas putri pasangan Fatayasin (45) dan Indiyah Sulistyorini (45) itu.
Alat pencuci telur buatan dua pelajar sekolah dasar ini memang
efisien. Dalam waktu singkat, telur bebek yang sebelumnya kotor oleh
tanah, terlihat bersih setelah dimasukkan ke dalam kotak pencuci telur
ini.
Tak ayal, karya Farah dan Aurora ini mendapat penghargaan peringkat
nasional dalam ajang Junior Scientist Award yang digelar PT Kalbe Farma
beberapa waktu lalu. Keduanya menjadi satu dari 9 peneliti cilik terbaik
se Indonesia setelah menyisihkan 800 penelitik cilik lainnya. Bahkan
dalam waktu dekat, karya penelitik cilik asal Kota Onde-onde ini bakal
diikutkan dalam lomba karya inovasi tepat guna tingkat internasional.
“Kami sangat bangga bisa menjadi pemenang. Kami berharap temuan kami
bisa bermanfaat bagi pengusaha telur asin. Kami siap membantu para
pengusaha jika ingin membuat alat ini,” ungkap Farah.
Karya peneliti cilik ini tak lepas dari bimbingan Arif Wibowo,
peneliti Dari lembaga riset swasta, Bina Bangsa, Jombang. Dia yang
selama sebulan penuh membimbing Farah dan Aurora untuk merealisasikan
alat pencuci telur tersebut. Arif berharap, karya Farah dan Aurora bisa
mendapatkan hak paten dari pemerintah.
“Kami berharap setelah menjalani penelitian lebih lanjut dan uji
coba, alat pencuci telur ini bisa diproduksi secara massal agar bisa
membantu para pengusaha telur asin,” tandasnya.
Sumber: detik.com
(Benar Atau Tidak..???)
Bangga menjadi indonesia
Wow Hebat..!!! Farah & Aurora: Siswa SD Pembuat Alat Pembersih Telur Semi Otomatis
Next
« Prev Post
« Prev Post
Previous
Next Post »
Next Post »
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Komentar